Viral
Marketing
Dari pengertian viral marketing
menurut Armstrong dan Kotler (2004:90) viral marketing adalah: Viral marketing
is the Internet version of word-of-mouth 21 marketing, that involves creating
an E-Mail message or other marketing event that is so infectious that customers
will want to pass it along to their friend. kurang lebih dapat diartikan
sebagai versi internet dari penggunaan pemasaran dari mulut ke mulut, yang
sangat berhubungan dengan menciptakan E-Mail atau acara pemasaran yang sangat
menular sehingga pelanggan mau menyampaikannya kepada teman mereka. Viral
marketing adalah suatu teknik pemasaran dengan memanfaatkan media elektronik
untuk mencapai suatu tujuan pemasaran tertentu yang dilakukan melalui proses
komunikasi yang secara berantai memperbanyak diri. Konsep kerjanya yang mirip
dengan perkembang biakann virus, yaitu memperbanyak diri sendiri, membuat
konsep ini disebut viral marketing. Viral marketing dapat berupa pemasaran dari
mulut ke mulut yang diperkuat dengan aktivitas pemasaran dan efek dari jaringan
social. Viral marketing merupakan sesuatu teknik pemasaran yang berusaha
membuat seseorang secara sukarela menyampaikan pesan pemasaran ke sesamanya.
Viral marketing, word of mouth marketing, buzz marketing atau apapun istilahnya,
mungkin merupakan salah satu pemasaran yang paling efektif. Dalam viral
marketing pelanggan yang merasa puas melakukan upaya pemasalran. Sebagai
akibatnya, upaya dan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi
minimal.
Word
of Mouth Communication (Buzz marketing)
Pemasaran dari mulut ke mulut dapat
terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja. Namun semua pembicaraan tersebut
selalu akan ada nada sumbernya, ada yang memperkuat sehingga komunikasi dapat
menyebar dengan cepat. Pemasar dapat berperan sebagai sumber. Selain itu
pemasar juga dapat menjadi pemacu 23 tersebarnya komunikasi dari mulut ke mulut
tersebut. Sutisna (2001:185) menyebutkan dasar motivasi bagi konsumen untuk
membicarakan mengenai produk atau jasa, yaitu :
1.
Keterlibatan dengan Produk Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu
produk tertentu atau aktifitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal
itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi viral marketing.
2.
Pengetahuan Produk Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk
(keunggulan, cita rasa, kualitas suasana tempat) dan menggunakan percakapan
sebagai cara untuk menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini viral
marketing dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa
kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu.
3.
Membicarakan Produk Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan
membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian mengurangi waktu penelusuran
dan evaluasi merek dan pada akhirnya akan meningkatkan keputusan pembelian.
Dalam
kegiatan pemasaran dikenal isilah marketing mix yang terdiri dari 4P : product,
price, promotion dan place. Semua kegiatan strategi pemasaran baik pada produk,
harga, tempat dan promosi dilakukan untuk mencapai satu tujuan utama yaitu :
Pembelian oleh konsumen. Organisasi melakukan berbagai macem kegiatan
komunikasi penjualan yang baik dengan menggunakan tenaga penjualan (personal
sales) yang didukung oleh berbagai macam sales material, iklan (advertising) di
berbagai media cetak dan elekronik, telemarketing dengan mengunakan telepon,
kegiatan penjualan langsung (direct marketing) baik dengan pengiriman brosur,
fax, email dan berbagai kegiatan komunikasi pemasaran lainnya semata-mata untuk
mencapai tujuan utama : membuat konsumen membeli produknya. Pada kenyataannya,
seseorang membeli sesuatu produk belum tentu karena pengaruh dari kegiatan
pemasaran itu. Sering sekali terjadi, orang membeli karena mereka mendengar
‘berita positif’ dari sumber lain independen. Orang lain yang dipercaya akan
menjadi referensi bagi konsumen pada saat konsumen tadi melakukan pengambilan
keputusan pembelian, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Disinilah
viral marketing bekerja.
Komponen
dalam viral marketing
1.
konsumen Konsumen saling terhubung satu dengan lainnya dakan suatu jaringan
hubungan interpersonal. Anggota keluarga dan kerabat saling berinteraksi secara
teratur. Kontak juga terjadi dengan rekan kerja secara regular pula. Interaksi
– interaksi ini mempunyai suatu pola. Ada 2 komponen yang membentuk pola
interaksi ini, yaitu frekuensi dan interaksi. Frekuensi adalah seberapa sering
interaksi itu terjadi antar konsumen. Sedangkan kekuatan menunjukan level
keterikatan dalam interaksi tersebut. Level kerterikatan ini bisa terlihat dari
keakraban, ke intiman, dan sebagainya. Makin akrab pembicaraan antar konsumen,
makin erat hubungan di antara mereka. Melalui ikatan-ikatan inilah, informasi
mengenai produk, layanan, dan bisnis mengalir dalam suatu jaringan konsumen.
Dengan demikian, terjadilah pemasaran dari mulut ke mulut.
2.
Buzz Sebenarnya, konsumen bukan satu-satunya faktor yang menentukan. Untuk
dapat berhasil maka diperlukan topik yang hangat, menarik, dan unik untuk
dibicarakan dengan konsumen lain. Tanpa topik yang menarik ini, pemasaran tidak
akan memperbanyak diri dengan sendirinya. Topik yang menarik seperti gossip,
berita terkini terbukti membuat orang ramai membicarakannya dengan sukarela.
Bahan/ topic pembicaraan ini dikenal dengan istilah Buzz. Para marketer harus
menemukan bahan pembicaraan yang menarik bagi para konsumen. yang menarik
seperti gossip, berita terkini terbukti membuat orang ramai membicarakannya
dengan sukarela. Bahan/ topic 26 pembicaraan ini dikenal dengan istilah Buzz.
Para marketer harus menemukan bahan pembicaraan yang menarik bagi para
konsumen.
3.
Kondisi yang mendukung Ada 2 faktor psikologi pendukung yang membuat konsumen
terdorong untuk membicarakan suatu produk secara positif :
•
Peer Pressure Peer Pressure adalah pengaruh dari kelompok sebaya, sejenis (peer
group) agar seseorang mengubah prilaku, kebiasaan dan niali dirinya agar dapat
diterima dalam kelompok tersebut. Peer preesure memberikan tekanan pada
seseorang untuk mengikuti kelompoknya, baik dia sebenarnya menginginkannya atau
tidak. Peer pressure membuat orang melakukan sesuatu yang biasanya tidak ia
lakukan
•Prestise
Prestise atau kebanggaan pada dasarnya merupakan kebutuhan semua orang. Semua
orang ingin dipandang dan dihormati oleh orang sekitarnya. Orang melakukan
berbagai cara untuk membuat dirinya lebih terpandang, mulai dari membeli barang
- barang mewah, tampil di muka umum, berderma dan salah satunya dengan
menunjukan pengetahuan dan kepandaian yang dimilikinya Salah satu bentuk dari
kegiatan itu adalah menceritakan kepada orang lain mengenai produk yang
dikenalnya. Seseorang yang menceritakan sebuah produk berteknologi seperti
komputer kepada orang lain, merasa bangga jika produk yang diceritakan dan
direkomendasikan tersebut kemudian dipakai oleh orang lain.
Menciptakan
Buzz Marketing
Buzz marketing dapat diumpamakan
sebagai epidemic, istilah yang digunakan untuk menggambarkan kejadian
tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk
menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Istilah lain dari epidemic adalah
wabah (Wikipedia) Wabah biasanya berlangsung cepat dan sulit untuk
dikendalikan. Wabah biasanya disebabkan oleh virus. Virus sendiri mempunyai
ciri khas yaitu berkembang biak dengan membelah diri sendiri atau dengan kata
lain berkembang dengan sendirinya. Seperti Virus, viral marketing harus
memiliki sumber penyebab penyakit untuk dapat menjadi wabah pemasaran. Dalam
bukunya The Tipping Point, Malcom Gladwell menyebut sumber ini sebagai titik
awal untuk bergulir (tipping point). Dalam buku tersebut Malcom Gladwell
menulis bahwa agar buzz marketing dapat menjadi wabah, ada 3 aturan yang harus
dipenuhi yaitu :
•
Law of Few Aturan pertama law of few mengatakan bahwa dari jaringan sosial yang
luas, hanya dibutuhkan sedikit node (orang) yang terhubung (link) dengan baik
untuk memulai suatu “wabah”. Para node ini terdiri dari para opinion leaders
yang menjadi motor tersebarnya viral marketing. Tetapi opinion leaders tidak
bekerja sendiri. Mereka terhubung dengan Connector yang dapat menghubungkan
suatu individu dengan individu lainnya. Connector ini memperkenalkan konsumen
yang memiliki problem dengan para opinion leaders dengan tujuan menyelesaikan
masalahnya.
•
Stickiness Factor Sticknees factor adalah sesuatu yang berhubungan dengan
kualitas pesan itu sendiri. Pesan yang disampaikan harus dapat membuat orang
tertarik untuk membicarakannya karena unik, menarik dan memiliki kredibilitas
28 sehingga tersebar dengan kecepatan yang tinggi.
•
Power Of Context Aturan ketiga dan terakhir adalah agar wabah viral marketing
ini dapat berjalan dengan baik diperlukan situasi dan kondisi yang juga
mendukung. Situasi dan kondisi ini bisa berupa kondisi ekonomi, politik dan
lain- lainnya. Kondisi ini makin diperkuat dengan diteukannya teknologi
internet sehingga memudahkan viral marketing terjadi. Situasi lain yang
mendukung adalah kondisi produk itu sendiri. Produk-produk yang memberikan rasa
bangga untuk diceritakan oleh konsumen tentunya akan mendukung terjadinya viral
marketing seperti produk berbasis teknologi dan fashion. Keunikan dan
kemuktahiran merupakan kondisi yang mendukung’
Perkembangan
pemasaran viral
Istilah viral marketing sudah
dikemukakan oleh dosen Harvard Business School Jeffrey Rayport dalam artikelnya
yang berjudul ”The Virus of Marketing di majalah Fast Company pada tahun 1996.
Sebagai sebuah model atau cara, pemasaran viral dilakukan kemudian dan
dikembangkan oleh Steve Juvertson dan Tim Draper dari perusahaan modal ventura
Draper Fisher Juvertson pada tahun 1996. Pada saat itu mereka menggunakan
strategi pemasaran yang mereka kembangkan terhadap layanan e-mail gratis
Hotmail, dimana setiap e-mail berasal dari akun Hotmail yang ditambahkan dengan
tag line ”Get your private, free e-mail from Hotmail at http://www.hotmail.com.
Hasilnya luar biasa karena dengan investasi sebesar US$ 500.000 mereka berhasil
mendapatkan 12 juta pelanggan selama 2 tahun. Mereka mendefinisikan cara yang
mereka lakukan secara sederhana yaitu ”network-enhanced word of mouth” yang
terjemahannya kira-kira ”jaringan-yang mempertinggi pemasaran dari mulut ke
mulut”. Tim Draper dan Steve Juvertson dapat melakukan hal itu karena Hotmail
sebagai salah satu penyedia jasa layanan e-mail gratis pertama di dunia
didirikan oleh Shabeer Bathia dan Jack Smith namun didanai oleh perusahaan
modal ventura Draper Fisher Juvertson. Hotmail sendiri sudah dijual ke
Microsoft pada tahun 1997 seharga US$ 400 juta yang kemudian dikenal dengan
nama MSN Hotmail.
Istilah viral digunakan utuk
menggambarkan penyebaran pesan yang sangat cepat dan luas seperti virus pada
komputer tetapi pemasaran viral tidak boleh disamakan dengan virus komputer
yang merusak perangkat lunak komputer. Swanepoel et.al (2009:3) mengutip
pendapat Porter dan Golan (2006) yang menyatakan bahwa penyebaran viral dapat
dibandingkan dengan analogi sekali bersin dimana setiap kali bersin akan
melepaskan kurang lebih 2 juta partikel. Berkaitan dengan analogi ”bersin”,
jumlah individu yang terhubung dengan jaringan informasi secara mudah dan
instan akan diperkuat oleh penggunaan teknologi interaktif seperti e-mail,
blog, situs obrolan, buletin online dan situs jejaring sosial. Datta et.al
(2005:72) menyatakan bahwa dalam model viral, seseorang menginfeksi beberapa
orang dengan sebuah tawaran dan kemudian orang tersebut akan menyebarkannya
kepada pihak lain atau teman, sampai semua lingkungan virtual dapat terekspos.
Terminologi pemasaran viral juga sering dikaitkan bahkan dipersamakan dengan
istilah lain. Cruz dan Fill (2008:745) mengutip beberapa istilah yang
dikemukakan oleh beberapa orang antara lain menurut Blattberg dan Deighton
(1991) yaitu interactive marketing, Goldenberg et.al(2001) menamakan sebagai
internet word of mouth dan word of mouse, Kaikati dan Kaikati (2004) menamakan
stealth marketing, De Bruyn dan Lilien menamakan sebagai referral marketing.
dan Thomas (2004) mencoba menggabungkan semua ide-ide tersebut dengan
terminologi buzz marketing. Dalam Swanepoel et.al (2009:3), Thomas (2004)
mendefinisikan buzz marketing sebagai penguatan usaha-usaha pemasaran oleh
pihak ketiga melalui pengaruh mereka yang dapat bersifat pasif ataupun aktif.
Sedangkan istilah word of mouse karena kekuatan dibalik konsep pemasaran viral
terletak pada pengaruh kekuatan komunikasi dari mulut ke mulut diantara
individu-individu yang menggunakan media elektronik. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa definisi formal dari pemasaran viral yang dapat
menggambarkan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Beberapa pakar mengatakan bahwa
pemasaran viral adalah model pemasaran dari mulut ke mulut (word-of-mouth/WOM)
dengan media Internet. Ferguson (2008) mengatakan bahwa hasil yang diinginkan
dari pemasaran viral adalah pemasaran WOM, yaitu dimana seseorang mengatakan
kepada orang lain tentang sebuah video yang bagus di YouTube ataupun sebuah
aplikasi di Facebook. Istilah WOM yang paling awal dikemukakan oleh Arndt
(1967) yang mengkarakterisasi WOM sebagai oral, komunikasi dari seseorang
dengan orang lain antara si penerima dan komunikator dimana si penerima
merasakan sebagai sesuatu yang bukan komersial, berkaitan dengan merek, produk
ataupun jasa. Yang membedakan WOM dan pemasaran viral adalah media yang
digunakan dimana pemasaran viral menggunakan media elektronik dan WOM
menggunakan media langsung antar orang. Shukla (2010) mengutip dari Juvertson
(2000) mengatakan, apabila digunakan secara offline maka itu disebut WOM dan
apabila digunakan secara online maka itulah yang disebut pemasaran viral.
Sedangkan persamaannya adalah penyebaran pesan dari satu individu ke individu
lainnya. Melalui internet diharapkan penyebarannya berlangsung cepat dan masif.
Jadi tidak heran kalau situs-situs jejaring sosial menjadi target dari para
pemasar untuk mempromosikan tentang apapun secara umum dan produk atau jasa khususnya
dalam bidang bisnis.
Aplikasi
pemasaran viral
1.
E-mail
E-mail sudah sejak lama digunakan
sebagai media untuk menyampaikan pesan. Tidak heran jika seseorang menerima
pesan dari alamat e-mail yang tidak dia kenal karena si pengirim e-mail juga
tidak peduli siapa gerangan orang yang dikirim, yang penting mereka mendapat
sebuah alamat e-mail dan pesan segera dikirimkan ke alamat itu. Pesan dalam
e-mail yang dikirimkan tidak selalu berkonotasi sebagai sebuah spam namun
memang terlalu banyak e-mail yang diterima setiap hari membuat kotak email
cepat penuh dan jika menghapusnya kadang-kadang dianggap sebagai pekerjaan yang
membosankan. Pada pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2004 e-mail menjadi
salah satu andalan dari calon presiden dalam menyampaikan pesan kepada para
calon pemilih. Kandidat Presiden menggunakan pesan e-mail untuk mempromosikan
diri mereka lebih sering dibandingkan serangan lawan. Pesan-pesan yang ada
dalam e-mail ternyata merupakan instrumen yang potensial karena pesan tersebut
dapat dikirimkan (di forward) kepada banyak sekali orang lain yang
nonsubscriber. Dengan demikian maka pesan-pesan e-mail kandidat Presiden dapat
digolongkan kedalam bentuk pemasaran viral yang menawarkan cara unik untuk
mengatasi masalah penyebaran yang selektif (Williams dan Trammel, 2005:1).
Meskipun sekarang ini e-mail sudah kalah populer dibandingkan situs jejaring
social tetapi masih banyak orang ataupun perusahaan yang menggunakan e-mail
sebagai media untuk mengirim pesan berupa penawaran dan promosi. E-mail akan
selalu dibutuhkan karena untuk menjadi anggota situs jejaring sosial juga harus
menggunakan sebuah alamat e-mail. Jadi apabila ada seorang pakar TI di Amerika
Serikat yang mengatakan bahwa 10 tahun lagi e-mail sudah tidak digunakan lagi
belum tentu benar.
2.
Blog
Blog
pernah menjadi tren tersendiri di dunia teknologi informasi. Dalam laporan
”State of the Blogsphere”, Technorati, sebuah mesin pencari blog, mengklaim
telah melacak lebih dari 57 juta blog pada bulan Oktober 2006 dan100.000 blog
baru dibuat setiap harinya. (Scott, 2007:297). Blog menjadi sangat populer
karena pembuatan sebuah blog tidak sesulit dibandingkan membuat sebuah Web.
Membuat Web membutuhkan ketrampilan khusus yang tidak semua orang mudah
melakukannya sementara membuat blog dianggap lebih mudah karena merupakan model
aplikasi saja pada sebuah situs. Sebagaimana e-mail maka sebuah blog tidak
hanya untuk tujuan sosial saja namun dapat dimanfaatkan sebagai sebuah media
promosi dalam bisnis. Jadi tidak heran banyak buku-buku saku yang menampilkan
judul bagaimana berbisnis atau kaya lewat sebuah blog. Dalam membuat blog
banyak orang yang bingung apa kira-kira yang perlu ditampilkan dalam sebuah
blog. Bagi pihak yang serius mengurus blog miliknya mungkin tidak kesulitan
untuk mengisi blognya tetapi bagi yang setengah serius atau sekedar ikut tren
maka sering tidak jelas apa isi dari blognya. Scott (2007:298-299) mengemukakan
beberapa etika blogging, yaitu:
−
Transparansi. Jangan pernah berpura-pura menjadi seseorang yang bukan Anda.
Contohnya, jangan menuliskan nama lain ketika mengomentari sebuah blog (milik
Anda atau orang lain), dan jangan membuat sebuah blog yang membicarakan
perusahaan Anda tanpa mengungkapkan bahwa seseorang dari perusahaan Andalah
yang bekerja di balik layar.
−
Privasi. Kecuali Anda mendapatkan izin, jangan menulis blog tentang sesuatu
yang dibeberkan kepada Anda. Contohnya, jangan mengeposkan materi dari sebuah
e-mail yang dikirimkan kepada Anda kecuali Anda telah mendapat izinnya.
−
Pengungkapan. Sangatlah penting untuk membeberkan setiap hal yang mungkin akan
dianggap orang sebagai sebuah konflik kepentingan. Contohnya, jika saya menulis
dib log saya tentang sebuah produk dari perusahaan yang merupakan klien
konsultasi saya, di bagian akhir saya akan menjelaskan hubungan saya dengan
perusahaan tersebut.
−
Kebenaran. Jangan berbohong. Contohnya, jangan mengada-ada tentang cerita
konsumen hanya karena hal itu akan memperbagus isi blog. − Penghargaan. Anda
harus memberikan penghargaan kepada para blogger (dan sumber lain) yang
materinya Anda gunakan dalam blog Anda. Contohnya, jangan membaca tulisan hebat
dari blog orang lain, mengambil idenya, mengubah James R. Situmorang beberapa
kata, dan mengakuinya sebagai tulisan Anda. Selain merupakan praktik etika yang
baik, link ke blogger lain yang idenya telah Anda gunakan dapat membantu
memperkenalkan mereka pada blog Anda, sehingga mereka dapat me-link ke blog
Anda. Berkaitan dengan cara-cara pemasaran ataupun berbisnis melalui blog maka
di bawah ini akan dijelaskan beberapa model blog yang ditulis oleh Fauzi (2009:11-12):
−
Affiliate blog Dalam blog affiliate biasanya para affiliate marketer
menambahkan link affiliate yang mereka miliki. Affliate program adalah
marketing yang mengandalkan penggalangan komunitas untuk memasarkan produk.
−
Web publisher blog Blog model ini kurang lebih sama seperti media cetak. Ada
konten berupa artikel dan gambar, juga ada iklan. Dalam blog ini isinya harus
menarik perhatian agar banyak pengguna internet yang mengunjungi blog tersebut.
Dengan demikian diharapkan ada yang tertarik memasang iklan di blog tersebut.
−
Sales blog Blog ini sama seperti toko online. Bisanya, para pengusaha offline
juga menjual produk mereka di internet. Barang-barang yang dipajangpun
kadang-kadang sama seperi barang yang mereka jual secara offline.
−
Service blog Jika sales blog menjual produk, service blog tentu menjual jasa. −
Network blog. Network blog adalah blog jenis web publisher yang bergabung
menjadi satu. Jadi isi network blog ini bisa terdiri dari puluhan bahkan ratusan
blog. Tujuan dari network blog biasanya untuk meluaskan jaringan online dan
punya banayak link ke blog-blog lain. Salah satu situs yang khusus berisi blog
adalah www.Xanga.com yang dikenal sebagai weblog community. Diperkirakan ada
sejunlah 40 juta orang pengguna Xanga di seluruh dunia. Meskipun sebagai
komunitas weblog namun dalam Xanga juga terdapat social network profile.
3.
Situs jejaring sosial Keberadaan situs-situs jejaring sosial merupakan fenomena
tersendiri saat ini. Situs jejaring sosial yang populer ada beberapa antara
lain MySpace, Friendster, Facebook dan Twitter. Situs Friendster dianggap
sebagai pelopor situs jejaring sosial yang kantor pusatnya ada di negara
Australia. Pada awalnya pengguna Friendster yang terbanyak adalah orang-orang di
negara Asia. Pengguna Friendster terbanyak ada di negara Filipina dan Indonesia
masuk ke dalam 5 besar jumlah pengguna Friendster. Setelah Facebook muncul
dikabarkan banyak pengguna Friendster yang pindah ke Facebook. Situs jejaring
sosial MySpace muncul pada tahun 2003 di Amerika Serikat (AS) dan kemudian
sempat sangat populer di AS termasuk Indonesia. Situs MySpace pada tahun 2006
dikunjungi oleh 55 juta orang sementara Facebook pada tahun yang sama Pemasaran
Viral – Viral Marketing 65 dikunjungi 14 juta orang (Scott, 2007:331). Pengguna
Facebook masih kalah dengan MySpace karena Facebook pada saat itu baru muncul.
Situs jejaring sosial Facebook muncul pada tahun 2006 di negara AS dan langsung
menjadi fenomena tersendiri bagi pengguna internet dalam berkomunikasi.Dibandingkan
situs Friendster dan MySpace umur Facebook masih lebih muda namun berdasarkan
data di internet pengguna Facebook sudah tembus 250 juta orang di seluruh
dunia, jauh di atas pengguna situs jejaring sosial lainnya.
Facebook di Indonesia sudah menjadi
tren mutakhir sebagai status simbol sehingga apabila seseorang mengatakan tidak
atau belum menjadi anggota Facebook dianggap sebagai orang yang ketinggalan
jaman. Facebook kelihatannya situs jejaring sosial yang paling populer di
Indonesia dan dalam salah satu blog di internet disebutkan bahwa pengguna
Facebook di Indonesia ada pada peringkat terbanyak nomor empat di dunia.
Berikut akan disajikan tabel tentang Top 30 pengguna Facebook di seluruh dunia
berdasarkan negara yang dimuat di blog Robert Paterson. Kepopuleran Facebook
membuat beberapa merek Handphone membuat fasilitas untuk dapat mengakses
Facebook secara mudah dan bergerak (mobile). Tujuannya tiada lain agar para
pengguna Facebook yang banyak itu tertarik membeli merekmerek Handphone dengan
tipe yang menyediakan fasilitas untuk dapat masuk ke situs www.facebook.com.
Situs Twitter muncul pada tahun 2006 di AS hampir bersamaan dengan Facebook.
Namun kelihatannya Twitter kalah
pamor dibandingkan Facebook. Berdasarkan sumber dari e-marketer dikabarkan
Twitter memiliki pengguna sebesar 18 juta orang pada akhir tahun 2009.
Sebetulnya banyak orang yang mencoba menggunakan Twitter namun dalam salah satu
blog dikemukakan bahwa 60 persen pengguna Twitter berhenti menggunakan Twitter
pada bulan berikutnya. Berikut disajikan Top 17 peringkat pengguna Twitter di
seluruh dunia berdasarkan persentase dari setiap negara Pada dasarnya sebuah
situs jejaring sosial adalah sebagai sarana sosial untuk berkomunikasi di
internet dengan cepat, mudah dan massal. Namun pengguna situs jejaring sosial
yang sangat banyak dilihat oleh para pemasar sebagai peluang untuk menawarkan
ataupun mengiklankan sesuatu apapun yang bisa dijual. Jadi disini dapat
dikatakan bahwa pengguna situs yang banyak itulah yang menggoda para pemasar
untuk melakukan aktivitas pemasaran di internet lewat sebuah situs jejaring
sosial. Pemasaran viral diharapkan dapat segera terjadi karena banyak pengguna
Facebook misalnya yang sangat aktif sepanjang hari sehingga dapat sebagai
pembawa atau pengirim pesan kepada temannya secara cepat.
Comments
Post a Comment