Skip to main content

VIRAL MARKETING (MANAJEMEN MARKETING)


                                                                                Viral Marketing
           
         Dari pengertian viral marketing menurut Armstrong dan Kotler (2004:90) viral marketing adalah: Viral marketing is the Internet version of word-of-mouth 21 marketing, that involves creating an E-Mail message or other marketing event that is so infectious that customers will want to pass it along to their friend. kurang lebih dapat diartikan sebagai versi internet dari penggunaan pemasaran dari mulut ke mulut, yang sangat berhubungan dengan menciptakan E-Mail atau acara pemasaran yang sangat menular sehingga pelanggan mau menyampaikannya kepada teman mereka. Viral marketing adalah suatu teknik pemasaran dengan memanfaatkan media elektronik untuk mencapai suatu tujuan pemasaran tertentu yang dilakukan melalui proses komunikasi yang secara berantai memperbanyak diri. Konsep kerjanya yang mirip dengan perkembang biakann virus, yaitu memperbanyak diri sendiri, membuat konsep ini disebut viral marketing. Viral marketing dapat berupa pemasaran dari mulut ke mulut yang diperkuat dengan aktivitas pemasaran dan efek dari jaringan social. Viral marketing merupakan sesuatu teknik pemasaran yang berusaha membuat seseorang secara sukarela menyampaikan pesan pemasaran ke sesamanya. Viral marketing, word of mouth marketing, buzz marketing atau apapun istilahnya, mungkin merupakan salah satu pemasaran yang paling efektif. Dalam viral marketing pelanggan yang merasa puas melakukan upaya pemasalran. Sebagai akibatnya, upaya dan biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi minimal.

Word of Mouth Communication (Buzz marketing)
            Pemasaran dari mulut ke mulut dapat terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja. Namun semua pembicaraan tersebut selalu akan ada nada sumbernya, ada yang memperkuat sehingga komunikasi dapat menyebar dengan cepat. Pemasar dapat berperan sebagai sumber. Selain itu pemasar juga dapat menjadi pemacu 23 tersebarnya komunikasi dari mulut ke mulut tersebut. Sutisna (2001:185) menyebutkan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan mengenai produk atau jasa, yaitu :
1. Keterlibatan dengan Produk Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktifitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi viral marketing.
2. Pengetahuan Produk Seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk (keunggulan, cita rasa, kualitas suasana tempat) dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini viral marketing dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain bahwa kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu.
3. Membicarakan Produk Seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek dan pada akhirnya akan meningkatkan keputusan pembelian.
Dalam kegiatan pemasaran dikenal isilah marketing mix yang terdiri dari 4P : product, price, promotion dan place. Semua kegiatan strategi pemasaran baik pada produk, harga, tempat dan promosi dilakukan untuk mencapai satu tujuan utama yaitu : Pembelian oleh konsumen. Organisasi melakukan berbagai macem kegiatan komunikasi penjualan yang baik dengan menggunakan tenaga penjualan (personal sales) yang didukung oleh berbagai macam sales material, iklan (advertising) di berbagai media cetak dan elekronik, telemarketing dengan mengunakan telepon, kegiatan penjualan langsung (direct marketing) baik dengan pengiriman brosur, fax, email dan berbagai kegiatan komunikasi pemasaran lainnya semata-mata untuk mencapai tujuan utama : membuat konsumen membeli produknya. Pada kenyataannya, seseorang membeli sesuatu produk belum tentu karena pengaruh dari kegiatan pemasaran itu. Sering sekali terjadi, orang membeli karena mereka mendengar ‘berita positif’ dari sumber lain independen. Orang lain yang dipercaya akan menjadi referensi bagi konsumen pada saat konsumen tadi melakukan pengambilan keputusan pembelian, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. Disinilah viral marketing bekerja.
Komponen dalam viral marketing
1. konsumen Konsumen saling terhubung satu dengan lainnya dakan suatu jaringan hubungan interpersonal. Anggota keluarga dan kerabat saling berinteraksi secara teratur. Kontak juga terjadi dengan rekan kerja secara regular pula. Interaksi – interaksi ini mempunyai suatu pola. Ada 2 komponen yang membentuk pola interaksi ini, yaitu frekuensi dan interaksi. Frekuensi adalah seberapa sering interaksi itu terjadi antar konsumen. Sedangkan kekuatan menunjukan level keterikatan dalam interaksi tersebut. Level kerterikatan ini bisa terlihat dari keakraban, ke intiman, dan sebagainya. Makin akrab pembicaraan antar konsumen, makin erat hubungan di antara mereka. Melalui ikatan-ikatan inilah, informasi mengenai produk, layanan, dan bisnis mengalir dalam suatu jaringan konsumen. Dengan demikian, terjadilah pemasaran dari mulut ke mulut.
2. Buzz Sebenarnya, konsumen bukan satu-satunya faktor yang menentukan. Untuk dapat berhasil maka diperlukan topik yang hangat, menarik, dan unik untuk dibicarakan dengan konsumen lain. Tanpa topik yang menarik ini, pemasaran tidak akan memperbanyak diri dengan sendirinya. Topik yang menarik seperti gossip, berita terkini terbukti membuat orang ramai membicarakannya dengan sukarela. Bahan/ topic pembicaraan ini dikenal dengan istilah Buzz. Para marketer harus menemukan bahan pembicaraan yang menarik bagi para konsumen. yang menarik seperti gossip, berita terkini terbukti membuat orang ramai membicarakannya dengan sukarela. Bahan/ topic 26 pembicaraan ini dikenal dengan istilah Buzz. Para marketer harus menemukan bahan pembicaraan yang menarik bagi para konsumen.
3. Kondisi yang mendukung Ada 2 faktor psikologi pendukung yang membuat konsumen terdorong untuk membicarakan suatu produk secara positif :
• Peer Pressure Peer Pressure adalah pengaruh dari kelompok sebaya, sejenis (peer group) agar seseorang mengubah prilaku, kebiasaan dan niali dirinya agar dapat diterima dalam kelompok tersebut. Peer preesure memberikan tekanan pada seseorang untuk mengikuti kelompoknya, baik dia sebenarnya menginginkannya atau tidak. Peer pressure membuat orang melakukan sesuatu yang biasanya tidak ia lakukan
•Prestise Prestise atau kebanggaan pada dasarnya merupakan kebutuhan semua orang. Semua orang ingin dipandang dan dihormati oleh orang sekitarnya. Orang melakukan berbagai cara untuk membuat dirinya lebih terpandang, mulai dari membeli barang - barang mewah, tampil di muka umum, berderma dan salah satunya dengan menunjukan pengetahuan dan kepandaian yang dimilikinya Salah satu bentuk dari kegiatan itu adalah menceritakan kepada orang lain mengenai produk yang dikenalnya. Seseorang yang menceritakan sebuah produk berteknologi seperti komputer kepada orang lain, merasa bangga jika produk yang diceritakan dan direkomendasikan tersebut kemudian dipakai oleh orang lain.

Menciptakan Buzz Marketing
            Buzz marketing dapat diumpamakan sebagai epidemic, istilah yang digunakan untuk menggambarkan kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Istilah lain dari epidemic adalah wabah (Wikipedia) Wabah biasanya berlangsung cepat dan sulit untuk dikendalikan. Wabah biasanya disebabkan oleh virus. Virus sendiri mempunyai ciri khas yaitu berkembang biak dengan membelah diri sendiri atau dengan kata lain berkembang dengan sendirinya. Seperti Virus, viral marketing harus memiliki sumber penyebab penyakit untuk dapat menjadi wabah pemasaran. Dalam bukunya The Tipping Point, Malcom Gladwell menyebut sumber ini sebagai titik awal untuk bergulir (tipping point). Dalam buku tersebut Malcom Gladwell menulis bahwa agar buzz marketing dapat menjadi wabah, ada 3 aturan yang harus dipenuhi yaitu :
• Law of Few Aturan pertama law of few mengatakan bahwa dari jaringan sosial yang luas, hanya dibutuhkan sedikit node (orang) yang terhubung (link) dengan baik untuk memulai suatu “wabah”. Para node ini terdiri dari para opinion leaders yang menjadi motor tersebarnya viral marketing. Tetapi opinion leaders tidak bekerja sendiri. Mereka terhubung dengan Connector yang dapat menghubungkan suatu individu dengan individu lainnya. Connector ini memperkenalkan konsumen yang memiliki problem dengan para opinion leaders dengan tujuan menyelesaikan masalahnya.
• Stickiness Factor Sticknees factor adalah sesuatu yang berhubungan dengan kualitas pesan itu sendiri. Pesan yang disampaikan harus dapat membuat orang tertarik untuk membicarakannya karena unik, menarik dan memiliki kredibilitas 28 sehingga tersebar dengan kecepatan yang tinggi.
• Power Of Context Aturan ketiga dan terakhir adalah agar wabah viral marketing ini dapat berjalan dengan baik diperlukan situasi dan kondisi yang juga mendukung. Situasi dan kondisi ini bisa berupa kondisi ekonomi, politik dan lain- lainnya. Kondisi ini makin diperkuat dengan diteukannya teknologi internet sehingga memudahkan viral marketing terjadi. Situasi lain yang mendukung adalah kondisi produk itu sendiri. Produk-produk yang memberikan rasa bangga untuk diceritakan oleh konsumen tentunya akan mendukung terjadinya viral marketing seperti produk berbasis teknologi dan fashion. Keunikan dan kemuktahiran merupakan kondisi yang mendukung’
Perkembangan pemasaran viral
            Istilah viral marketing sudah dikemukakan oleh dosen Harvard Business School Jeffrey Rayport dalam artikelnya yang berjudul ”The Virus of Marketing di majalah Fast Company pada tahun 1996. Sebagai sebuah model atau cara, pemasaran viral dilakukan kemudian dan dikembangkan oleh Steve Juvertson dan Tim Draper dari perusahaan modal ventura Draper Fisher Juvertson pada tahun 1996. Pada saat itu mereka menggunakan strategi pemasaran yang mereka kembangkan terhadap layanan e-mail gratis Hotmail, dimana setiap e-mail berasal dari akun Hotmail yang ditambahkan dengan tag line ”Get your private, free e-mail from Hotmail at http://www.hotmail.com. Hasilnya luar biasa karena dengan investasi sebesar US$ 500.000 mereka berhasil mendapatkan 12 juta pelanggan selama 2 tahun. Mereka mendefinisikan cara yang mereka lakukan secara sederhana yaitu ”network-enhanced word of mouth” yang terjemahannya kira-kira ”jaringan-yang mempertinggi pemasaran dari mulut ke mulut”. Tim Draper dan Steve Juvertson dapat melakukan hal itu karena Hotmail sebagai salah satu penyedia jasa layanan e-mail gratis pertama di dunia didirikan oleh Shabeer Bathia dan Jack Smith namun didanai oleh perusahaan modal ventura Draper Fisher Juvertson. Hotmail sendiri sudah dijual ke Microsoft pada tahun 1997 seharga US$ 400 juta yang kemudian dikenal dengan nama MSN Hotmail.
            Istilah viral digunakan utuk menggambarkan penyebaran pesan yang sangat cepat dan luas seperti virus pada komputer tetapi pemasaran viral tidak boleh disamakan dengan virus komputer yang merusak perangkat lunak komputer. Swanepoel et.al (2009:3) mengutip pendapat Porter dan Golan (2006) yang menyatakan bahwa penyebaran viral dapat dibandingkan dengan analogi sekali bersin dimana setiap kali bersin akan melepaskan kurang lebih 2 juta partikel. Berkaitan dengan analogi ”bersin”, jumlah individu yang terhubung dengan jaringan informasi secara mudah dan instan akan diperkuat oleh penggunaan teknologi interaktif seperti e-mail, blog, situs obrolan, buletin online dan situs jejaring sosial. Datta et.al (2005:72) menyatakan bahwa dalam model viral, seseorang menginfeksi beberapa orang dengan sebuah tawaran dan kemudian orang tersebut akan menyebarkannya kepada pihak lain atau teman, sampai semua lingkungan virtual dapat terekspos. Terminologi pemasaran viral juga sering dikaitkan bahkan dipersamakan dengan istilah lain. Cruz dan Fill (2008:745) mengutip beberapa istilah yang dikemukakan oleh beberapa orang antara lain menurut Blattberg dan Deighton (1991) yaitu interactive marketing, Goldenberg et.al(2001) menamakan sebagai internet word of mouth dan word of mouse, Kaikati dan Kaikati (2004) menamakan stealth marketing, De Bruyn dan Lilien menamakan sebagai referral marketing. dan Thomas (2004) mencoba menggabungkan semua ide-ide tersebut dengan terminologi buzz marketing. Dalam Swanepoel et.al (2009:3), Thomas (2004) mendefinisikan buzz marketing sebagai penguatan usaha-usaha pemasaran oleh pihak ketiga melalui pengaruh mereka yang dapat bersifat pasif ataupun aktif. Sedangkan istilah word of mouse karena kekuatan dibalik konsep pemasaran viral terletak pada pengaruh kekuatan komunikasi dari mulut ke mulut diantara individu-individu yang menggunakan media elektronik. Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi formal dari pemasaran viral yang dapat menggambarkan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya.
            Beberapa pakar mengatakan bahwa pemasaran viral adalah model pemasaran dari mulut ke mulut (word-of-mouth/WOM) dengan media Internet. Ferguson (2008) mengatakan bahwa hasil yang diinginkan dari pemasaran viral adalah pemasaran WOM, yaitu dimana seseorang mengatakan kepada orang lain tentang sebuah video yang bagus di YouTube ataupun sebuah aplikasi di Facebook. Istilah WOM yang paling awal dikemukakan oleh Arndt (1967) yang mengkarakterisasi WOM sebagai oral, komunikasi dari seseorang dengan orang lain antara si penerima dan komunikator dimana si penerima merasakan sebagai sesuatu yang bukan komersial, berkaitan dengan merek, produk ataupun jasa. Yang membedakan WOM dan pemasaran viral adalah media yang digunakan dimana pemasaran viral menggunakan media elektronik dan WOM menggunakan media langsung antar orang. Shukla (2010) mengutip dari Juvertson (2000) mengatakan, apabila digunakan secara offline maka itu disebut WOM dan apabila digunakan secara online maka itulah yang disebut pemasaran viral. Sedangkan persamaannya adalah penyebaran pesan dari satu individu ke individu lainnya. Melalui internet diharapkan penyebarannya berlangsung cepat dan masif. Jadi tidak heran kalau situs-situs jejaring sosial menjadi target dari para pemasar untuk mempromosikan tentang apapun secara umum dan produk atau jasa khususnya dalam bidang bisnis.
Aplikasi pemasaran viral
1. E-mail
            E-mail sudah sejak lama digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan. Tidak heran jika seseorang menerima pesan dari alamat e-mail yang tidak dia kenal karena si pengirim e-mail juga tidak peduli siapa gerangan orang yang dikirim, yang penting mereka mendapat sebuah alamat e-mail dan pesan segera dikirimkan ke alamat itu. Pesan dalam e-mail yang dikirimkan tidak selalu berkonotasi sebagai sebuah spam namun memang terlalu banyak e-mail yang diterima setiap hari membuat kotak email cepat penuh dan jika menghapusnya kadang-kadang dianggap sebagai pekerjaan yang membosankan. Pada pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2004 e-mail menjadi salah satu andalan dari calon presiden dalam menyampaikan pesan kepada para calon pemilih. Kandidat Presiden menggunakan pesan e-mail untuk mempromosikan diri mereka lebih sering dibandingkan serangan lawan. Pesan-pesan yang ada dalam e-mail ternyata merupakan instrumen yang potensial karena pesan tersebut dapat dikirimkan (di forward) kepada banyak sekali orang lain yang nonsubscriber. Dengan demikian maka pesan-pesan e-mail kandidat Presiden dapat digolongkan kedalam bentuk pemasaran viral yang menawarkan cara unik untuk mengatasi masalah penyebaran yang selektif (Williams dan Trammel, 2005:1). Meskipun sekarang ini e-mail sudah kalah populer dibandingkan situs jejaring social tetapi masih banyak orang ataupun perusahaan yang menggunakan e-mail sebagai media untuk mengirim pesan berupa penawaran dan promosi. E-mail akan selalu dibutuhkan karena untuk menjadi anggota situs jejaring sosial juga harus menggunakan sebuah alamat e-mail. Jadi apabila ada seorang pakar TI di Amerika Serikat yang mengatakan bahwa 10 tahun lagi e-mail sudah tidak digunakan lagi belum tentu benar.
2. Blog
Blog pernah menjadi tren tersendiri di dunia teknologi informasi. Dalam laporan ”State of the Blogsphere”, Technorati, sebuah mesin pencari blog, mengklaim telah melacak lebih dari 57 juta blog pada bulan Oktober 2006 dan100.000 blog baru dibuat setiap harinya. (Scott, 2007:297). Blog menjadi sangat populer karena pembuatan sebuah blog tidak sesulit dibandingkan membuat sebuah Web. Membuat Web membutuhkan ketrampilan khusus yang tidak semua orang mudah melakukannya sementara membuat blog dianggap lebih mudah karena merupakan model aplikasi saja pada sebuah situs. Sebagaimana e-mail maka sebuah blog tidak hanya untuk tujuan sosial saja namun dapat dimanfaatkan sebagai sebuah media promosi dalam bisnis. Jadi tidak heran banyak buku-buku saku yang menampilkan judul bagaimana berbisnis atau kaya lewat sebuah blog. Dalam membuat blog banyak orang yang bingung apa kira-kira yang perlu ditampilkan dalam sebuah blog. Bagi pihak yang serius mengurus blog miliknya mungkin tidak kesulitan untuk mengisi blognya tetapi bagi yang setengah serius atau sekedar ikut tren maka sering tidak jelas apa isi dari blognya. Scott (2007:298-299) mengemukakan beberapa etika blogging, yaitu:
− Transparansi. Jangan pernah berpura-pura menjadi seseorang yang bukan Anda. Contohnya, jangan menuliskan nama lain ketika mengomentari sebuah blog (milik Anda atau orang lain), dan jangan membuat sebuah blog yang membicarakan perusahaan Anda tanpa mengungkapkan bahwa seseorang dari perusahaan Andalah yang bekerja di balik layar.
− Privasi. Kecuali Anda mendapatkan izin, jangan menulis blog tentang sesuatu yang dibeberkan kepada Anda. Contohnya, jangan mengeposkan materi dari sebuah e-mail yang dikirimkan kepada Anda kecuali Anda telah mendapat izinnya.
− Pengungkapan. Sangatlah penting untuk membeberkan setiap hal yang mungkin akan dianggap orang sebagai sebuah konflik kepentingan. Contohnya, jika saya menulis dib log saya tentang sebuah produk dari perusahaan yang merupakan klien konsultasi saya, di bagian akhir saya akan menjelaskan hubungan saya dengan perusahaan tersebut.
− Kebenaran. Jangan berbohong. Contohnya, jangan mengada-ada tentang cerita konsumen hanya karena hal itu akan memperbagus isi blog. − Penghargaan. Anda harus memberikan penghargaan kepada para blogger (dan sumber lain) yang materinya Anda gunakan dalam blog Anda. Contohnya, jangan membaca tulisan hebat dari blog orang lain, mengambil idenya, mengubah James R. Situmorang beberapa kata, dan mengakuinya sebagai tulisan Anda. Selain merupakan praktik etika yang baik, link ke blogger lain yang idenya telah Anda gunakan dapat membantu memperkenalkan mereka pada blog Anda, sehingga mereka dapat me-link ke blog Anda. Berkaitan dengan cara-cara pemasaran ataupun berbisnis melalui blog maka di bawah ini akan dijelaskan beberapa model blog yang ditulis oleh Fauzi (2009:11-12):
− Affiliate blog Dalam blog affiliate biasanya para affiliate marketer menambahkan link affiliate yang mereka miliki. Affliate program adalah marketing yang mengandalkan penggalangan komunitas untuk memasarkan produk.
− Web publisher blog Blog model ini kurang lebih sama seperti media cetak. Ada konten berupa artikel dan gambar, juga ada iklan. Dalam blog ini isinya harus menarik perhatian agar banyak pengguna internet yang mengunjungi blog tersebut. Dengan demikian diharapkan ada yang tertarik memasang iklan di blog tersebut.
− Sales blog Blog ini sama seperti toko online. Bisanya, para pengusaha offline juga menjual produk mereka di internet. Barang-barang yang dipajangpun kadang-kadang sama seperi barang yang mereka jual secara offline.
− Service blog Jika sales blog menjual produk, service blog tentu menjual jasa. − Network blog. Network blog adalah blog jenis web publisher yang bergabung menjadi satu. Jadi isi network blog ini bisa terdiri dari puluhan bahkan ratusan blog. Tujuan dari network blog biasanya untuk meluaskan jaringan online dan punya banayak link ke blog-blog lain. Salah satu situs yang khusus berisi blog adalah www.Xanga.com yang dikenal sebagai weblog community. Diperkirakan ada sejunlah 40 juta orang pengguna Xanga di seluruh dunia. Meskipun sebagai komunitas weblog namun dalam Xanga juga terdapat social network profile.
3. Situs jejaring sosial Keberadaan situs-situs jejaring sosial merupakan fenomena tersendiri saat ini. Situs jejaring sosial yang populer ada beberapa antara lain MySpace, Friendster, Facebook dan Twitter. Situs Friendster dianggap sebagai pelopor situs jejaring sosial yang kantor pusatnya ada di negara Australia. Pada awalnya pengguna Friendster yang terbanyak adalah orang-orang di negara Asia. Pengguna Friendster terbanyak ada di negara Filipina dan Indonesia masuk ke dalam 5 besar jumlah pengguna Friendster. Setelah Facebook muncul dikabarkan banyak pengguna Friendster yang pindah ke Facebook. Situs jejaring sosial MySpace muncul pada tahun 2003 di Amerika Serikat (AS) dan kemudian sempat sangat populer di AS termasuk Indonesia. Situs MySpace pada tahun 2006 dikunjungi oleh 55 juta orang sementara Facebook pada tahun yang sama Pemasaran Viral – Viral Marketing 65 dikunjungi 14 juta orang (Scott, 2007:331). Pengguna Facebook masih kalah dengan MySpace karena Facebook pada saat itu baru muncul. Situs jejaring sosial Facebook muncul pada tahun 2006 di negara AS dan langsung menjadi fenomena tersendiri bagi pengguna internet dalam berkomunikasi.Dibandingkan situs Friendster dan MySpace umur Facebook masih lebih muda namun berdasarkan data di internet pengguna Facebook sudah tembus 250 juta orang di seluruh dunia, jauh di atas pengguna situs jejaring sosial lainnya.
            Facebook di Indonesia sudah menjadi tren mutakhir sebagai status simbol sehingga apabila seseorang mengatakan tidak atau belum menjadi anggota Facebook dianggap sebagai orang yang ketinggalan jaman. Facebook kelihatannya situs jejaring sosial yang paling populer di Indonesia dan dalam salah satu blog di internet disebutkan bahwa pengguna Facebook di Indonesia ada pada peringkat terbanyak nomor empat di dunia. Berikut akan disajikan tabel tentang Top 30 pengguna Facebook di seluruh dunia berdasarkan negara yang dimuat di blog Robert Paterson. Kepopuleran Facebook membuat beberapa merek Handphone membuat fasilitas untuk dapat mengakses Facebook secara mudah dan bergerak (mobile). Tujuannya tiada lain agar para pengguna Facebook yang banyak itu tertarik membeli merekmerek Handphone dengan tipe yang menyediakan fasilitas untuk dapat masuk ke situs www.facebook.com. Situs Twitter muncul pada tahun 2006 di AS hampir bersamaan dengan Facebook.
            Namun kelihatannya Twitter kalah pamor dibandingkan Facebook. Berdasarkan sumber dari e-marketer dikabarkan Twitter memiliki pengguna sebesar 18 juta orang pada akhir tahun 2009. Sebetulnya banyak orang yang mencoba menggunakan Twitter namun dalam salah satu blog dikemukakan bahwa 60 persen pengguna Twitter berhenti menggunakan Twitter pada bulan berikutnya. Berikut disajikan Top 17 peringkat pengguna Twitter di seluruh dunia berdasarkan persentase dari setiap negara Pada dasarnya sebuah situs jejaring sosial adalah sebagai sarana sosial untuk berkomunikasi di internet dengan cepat, mudah dan massal. Namun pengguna situs jejaring sosial yang sangat banyak dilihat oleh para pemasar sebagai peluang untuk menawarkan ataupun mengiklankan sesuatu apapun yang bisa dijual. Jadi disini dapat dikatakan bahwa pengguna situs yang banyak itulah yang menggoda para pemasar untuk melakukan aktivitas pemasaran di internet lewat sebuah situs jejaring sosial. Pemasaran viral diharapkan dapat segera terjadi karena banyak pengguna Facebook misalnya yang sangat aktif sepanjang hari sehingga dapat sebagai pembawa atau pengirim pesan kepada temannya secara cepat.

Comments

Popular posts from this blog

PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk (MANAJEMEN MARKETING)

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk A. Latar Belakang Dalam dunia bisnis yang berjalan di Indonesia, siapa yang tidak mengenal kedikdayaan PT. Indofood. PT. Indofood merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta. Perusahaan ini muncul dengan berbagai produk makanan dan minuman yang merupakan merek yang sering kita pakai dalam kehidupan kita sehari-hari. Tak hanya itu PT. Indofood yang didirikan pada tahun 1990 tetap bisa bertahan sebagai pemuncak pasar konsumen di Indonesia. Hal ini menjadi menarik bagi kami mahasiswa yang sedang memperdalam studi di bidang manajemen lebih khusus dalam mata kuliah bisnis internasional untuk mengetahui bagaimana strategi PT. Indofood untuk terus bisa mempertahankan posisi di puncak pasar konsumen, bahkan PT. Indofood juga telah berhasil melebarkan sayapnya sampai ke Australia, Asia dan Eropa. B. Bisnis Internasional Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan N

QUR'AN HADIST MANAJEMEN (PRODUKSI SYARIAH)

BAB I PENDAHULUAN A.                 LATAR BELAKANG Produksi dalam istilah konvensional adalah mengubah sumber-sumber dasar kedalam barng jadi, atau proses dimana input diolah menjadi output. Islam mendorong umatnya untuk berproduksi dan menekuni aktivitas ekonomi dalam segala bentuknya seperti pertanian, peternakan, perburuan, industri perdagangaan dan sebagainya. Islam memandang setip amal perbuatan yang menghasilkan benda atau pelayanan yang bermanfaat bagi manusia atau yang mempermudah kehidupan mereka dan menjadikannya lebih makmur dan sejahtera. Islam memberi nilai tambah sebagai amal ibadah kepada Allah SWT dan dianggap sebagai perjuangan di jalan-Nya.   Dengan bekerja setiap individu dapat memenuhi hajat hidup dirinya, hajat hidup keluarganya, berbuat baik kepada kerabatnya, bahkan dapat memberikan pertolongan kepada masyarakat disekitarnya. Hal ini merupakan keutamaan-keutamaan yang dihargai oleh agama dan tidak bisa dilaksanakan kecuali dengan harta. Sementara itu,

CONTOH PEMASARAN JASA (PEMASARAN JASA)

IBX58B2D2281507E BAB I Karakteristik dan Klasifikasi Jasa Penyewaan Alat Outdoor Karakteristik Jasa Penyewaan Alat Outdoor Jasa Penyewaan Alat Outdoor merupakan jasa yang sifatnya tidak berwujud akan tetapi jasa tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh konsumen. Hanya saja perusahaan tersebut harus memberi kenyamanan pada pelanggan dengan tambhan fasilitas yang bisa member atau tambahan kenyamanan konsumen. Jasa Penyewaan Alat Outdoor tersebut merupakan jasa yang sifatnya tidak dapat terpisahkan . pelanggan memnbeli jasa kemudian dikonsumsi secara langsung tanpa ada barang atau produk yang merika terima, hanya saja memperoleh manfaat. Dilihat dari bentuk keanekaragamnnya, jasa Penyewaan Alat Outdoor mempunyai bentuk pelayanan yang sangat beraneka ragam. Hal ini dibuat karena karena menyesuaikan dan melayani permintaan pelanggan yang kita hadapi. Kemudian karakteristik Penyewaan Alat Outdoor yang terakhir adalah tidak tahan lama, setelah mereka menikmati jasa yang konsumen b